ayeeeyy , akhirnya kesampean juga untuk posting-posting lagi di blog "mappleku" . karena memang akhir-akhir ini cukup sibuk dengan tugas-tugas yang bejibun , proposal "great moment" yang alhamdulillah udah kelar dan siap untuk disebar (walaupun agag sedikit terserang flu dan batuk) tapi tetep semangat dan gag boleh pantang menyerah .
ini adalah mengenai sebuah kisah , kisah dari seorang ukhti (tak usah aku sebutkan namanya) .,.,
entah kenapa pada hari itu dia tertunduk lesu dan tidak bergairah untuk mengikuti mata kuliah , padahal dia itu adalah orang yang sangat energik , tak pernah seraut wajah masam di wajahnya sebelum-sebelumnya. heemmmpphhh , sungguh aku pun jadi penasaran . what wrong with her ??
cha : sista sayaaaangggg , kamu kenapa ?? lagi "dapety" yya ? (tanyaku sambil memandang wajahnya dengan cermat)
dia : hooouuuffffttt .., entahlah sist .
cha : lho , kenapa sista sayang , ayooo cerita cerita cerita .,.,
dia : inget gag ama ikhwan yang pernah ane ceritain ke ente ??
cha : emmmpphhh , ikhwan yang ada di "negeri seribu menara" bukan ??
dia : iia cha , entah kenapa akhir-akhir ini dia tuwh kesannya ngejauh githu dari ane . tiap kita oL , dia gag pernah bales chat ana . dan kita itu udah hampir 2 bulan "no communication" . (jawabnya sambil lesu)
cha : oouuhhh githu , possitive thinking dulu ajjah sayaang , siapa tau dia emang lagi sibuk dan konsen untuk studinya .
dia : iia juga siihh , tapi tetep ajjah perasaan ana gag enak sist .
cha : jika memang dia jodohmu dan baik untukmu , maka berdo'lah kepada Rabbi agar Allah selalu menjaga dirinya untukmu . tetapi jika dia bukan jodohmu maka do'akanlah supaya Allah selalu menjagnya agar kelak dia dapat mendapatkan pasangan yang paling baik .
dia : iiahh sayang , makasih yya sista :)
cha : sama-sama , udah dong , jangan sedih lagi yya ^^
#sekeping kisah dari setoples cinta season 1
tunggu kisah selanjutnya ....
Selasa, 19 April 2011
Jumat, 15 April 2011
Surat Cinta Untuk Ukhti
Ukhti….Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya digunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan dijadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan dikagumi oleh banyak ikhwan.
Ukhti….
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manismu.
Ukhti….
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.
Ukhti….
Lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun ditengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina-bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.
Ukhti….
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat….!!!
Ukhti….
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah setelah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya dijadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu.
Ukhti….
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukkan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu.
Ukhti….
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di Palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kevil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahid-mujahidah teladan.
Ukhti….
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan islam.
Ukhti….
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Kholikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak-abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….??!!
Ukhti….
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling waaah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu dimanakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.
Ukhti….
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terlihat kosong dan mengkhawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum diberi rizqi sepelit itu.
Ukhti….
Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin-kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa dibohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk dilaksankan tapi, semangat ruhani tanpa disadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin-kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.
Ukhti….
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.
Ukhti….
Rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti Rasulullah SAW sebagai panutanmu.
Ukhti….
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu?
Ukhti….
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu disia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu.
Ukhti….
Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu dipelaminan hijaumu.
Ukhti….
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu.
Ukhti….
Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus dilakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busuk mu dilupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat baik yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik.
Ukhti….
Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang solehah.
Ukhti….
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah.
Ukhti….
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar.
Ukhti….
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang sautu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.
Ukhti….
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang.
Sodariku sayang….. jangan sakiti Rasulullah SAW dengan engkau menyakiti dirimu sendiri, bukankah kita sangat butuh syafaatnya Beliau kelak di akherat.
Ukhti….
Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa disadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manismu.
Ukhti….
Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih daripada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu.
Ukhti….
Lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju Tuhanmu dengan bangun ditengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina-bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.
Ukhti….
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat….!!!
Ukhti….
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah setelah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya dijadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu.
Ukhti….
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukkan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu.
Ukhti….
Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamu yang tertindas di Palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kevil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahid-mujahidah teladan.
Ukhti….
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berperilaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan islam.
Ukhti….
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Kholikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak-abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….??!!
Ukhti….
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling waaah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu dimanakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu.
Ukhti….
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terlihat kosong dan mengkhawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum diberi rizqi sepelit itu.
Ukhti….
Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin-kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa dibohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk dilaksankan tapi, semangat ruhani tanpa disadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin-kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.
Ukhti….
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaimana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah.
Ukhti….
Rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti Rasulullah SAW sebagai panutanmu.
Ukhti….
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu?
Ukhti….
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu disia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu.
Ukhti….
Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu dipelaminan hijaumu.
Ukhti….
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu. Maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu.
Ukhti….
Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus dilakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlak busuk mu dilupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat baik yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik.
Ukhti….
Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorang mujahidah yang solehah.
Ukhti….
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah.
Ukhti….
Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar.
Ukhti….
Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang sautu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain.
Ukhti….
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang.
Sodariku sayang….. jangan sakiti Rasulullah SAW dengan engkau menyakiti dirimu sendiri, bukankah kita sangat butuh syafaatnya Beliau kelak di akherat.
Sabtu, 09 April 2011
iseng-iseng ajjah !!!
iseng iseng >.<
oleh Elsa Herlistiyani pada 08 April 2011 jam 19:34
sebenernya lagy agag kurang mood ajjah kuliah di hari itu , tapi kebetulan ajjah tmen disamping kiri saya ngajak chat lewat kertas . ,
(berhubung gag boleh ngobrol cz ada yg presentasi siih)
kita sebut saja inisialnya A . ,
A : pulang teu ka malingping ??
cha : gag lah , pulangnya cuma ke tNG . ,
A : lha ?? Emang.a gag kangen ama ortu ??
cha : kan ortu saya ada d.tNg . ,
A : trus yg di malingping itu siapa ??
cha : nenek saya , insya Allah pulang k.malingping.a paz liburan ajjah . ,
A : ouwh g2 . ,
cha : yaph , mana yeuh oleh-oleh ti c*****g ??
(nama tmpat.a d.sensor)
A : aya oge roti unyil , tapi aya d.kost.an . ,
cha : lha kok aku gag d.kasiih . ?? Dasar pelit , weeeek ><
A : hahahaha , roti unyil.a oge tacan d.kulub . ,
cha : haahh ?? Sejak kapan roti unyil d.kulub ??
A : iia atuwh pan roti unyil khas c*****g . ,
cha : iih , aneh-aneh wae , masa roti unyil d.kulub . ,
A : atuwh pan roti unyil.a dari singkong
cha : singkong ?? Bukan.a bahan.a itu dr terigu ??
A : iia , kan roti unyil khas c*****g mah combro atawa misro . ,
cha : hahahahaha ^^ (resee , tnyata saya d.jailin) . oia boleh tanya sesuatu gag ??
A : nanya apa ??
cha : kalo d.suruh milih mending dicintai atau mencintai ?? (pertanyaan klasik , tapi saya pun belum menemukan jawaban.a)
A : dicintai . ,
cha : alasan.a ?
A : panjang daah . ,
cha : okkeh . ,
dan tiba-tiba (saya mempunyai ide lagi) , dan saya pun menanyakan pertanyaan yang sama kepada teman saya yg berinisial R ,
cha : kalo disuruh milih , lebih baik dicintai atau mencintai ?? Alasannya ??
R : dicintai , karena dicintai itu serasa disayang dan diperhatikan tanpa harus berkorban . ,
cha : trus , lo mw.a d.cintai trus menerus tanpa lo gag mw berkorban untuk mencintai ??
R : gag juga sa , tapi ya saling ajjah g2 . ,
cha : ouuwhh g2 , okkeh . Thanx bro !!
R : yoyowh . ,
#terima kasih untuk A dan R yg uddah mw jadi objek kuisoner aku di tengah kejemuan belajar . ,
Jumat, 01 April 2011
ku berdo'a semoga dia sepertimu , Ayah ..
heemmmppphh (sambil menarik nafas sedalam-dalamnya)
tak terasa sudah berada di penghujung bulan maret . Banyak kisah , tangis , canda , tawa , amanah , keluh , kesal (pokok.a komplit dah) . Dan aku bersyukur karena dapat melewati 3 bulan pertama di tahun ini dengan kuat ^^
untuk ayahku tersayang . ,
makasii bnyak ya pak , karena mau banyaaaak banget berkorban demi putri sulungmu ini . Yang mau sedikit menungguku di tempat pemberhentian bis hanya untuk menjemputku sepulang kuliah , padahal aku tahu bahwa kau teramat lelah dngan rutinitasmu yg begitu padat . Tapi kau tak pernah menampakkan wajah letihmu kepadaku pak , kau selalu tampak cerah dan ceria jika memandangku . Memandangku seolah kau takkan sanggup jika putrimu ini harus belajar mandiri . Ayah , aku bukan lagi anak kecil yg selalu merengek-rengek jika tak diberi permen . Aku sudah berubah pak , sekarang pun aku sudah tumbuh menjadi gadis . Gadis yg insya Allah akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah .
dan aku selalu tersenyum ketika kau bilang "kuliah yg sungguh* dan doakan bapak dan mamah supaya selalu diberi kesehatan dan rizki yg berkah...."
dan aku pun hampir selalu menangis ketika kau menasihatiku .
apalagi ketika hendak berpamitan denganmu , aku pun mencium tanganmu yang sudah mulai keriput sebagai tanda baktiku kepadamu pak .
Tak pelak hal itu membuat kerongkonganku tercekat , betapa tua dan lelahnya dirimu .
hiks hiks hiks T.T
Pak , aku hanya bisa berdo'a semoga Allah memberikan limpahan kasih sayang.Nya kepadamu .
Kelak , suatu saat nanti aku pun akan hidup seperti dirimu .
mempunyai anak , bekerja keras untuk mencari nafkah , menjadi orangtua yg baik dan selalu mendoakan anak*nya di setiap sujud panjangmu .
Semoga , imamku nanti akan mampu memiliki sifat sepertimu pak .
yang bertanggung jawab , pekerja keras , sayang terhadap keluarga .
dan yang terakhir adalah soleh .
hiks hiks hiks T.T
semoga Allah membangun sebuah rumah di surga nanti yg bertahtakan batu zamrud dan emas .
do'akan selalu di setiap sujud panjangmu yg pak .
agar putri sulungmu ini sukses serta bahagia di dunia dan akhirat .
Walaupun mendung selalu menyapa diriku pak .
Amiin ya Rabbi .
*kala mendung menyapa di penghujung bulan maret .
hiks hiks hiks T.T
tak terasa sudah berada di penghujung bulan maret . Banyak kisah , tangis , canda , tawa , amanah , keluh , kesal (pokok.a komplit dah) . Dan aku bersyukur karena dapat melewati 3 bulan pertama di tahun ini dengan kuat ^^
untuk ayahku tersayang . ,
makasii bnyak ya pak , karena mau banyaaaak banget berkorban demi putri sulungmu ini . Yang mau sedikit menungguku di tempat pemberhentian bis hanya untuk menjemputku sepulang kuliah , padahal aku tahu bahwa kau teramat lelah dngan rutinitasmu yg begitu padat . Tapi kau tak pernah menampakkan wajah letihmu kepadaku pak , kau selalu tampak cerah dan ceria jika memandangku . Memandangku seolah kau takkan sanggup jika putrimu ini harus belajar mandiri . Ayah , aku bukan lagi anak kecil yg selalu merengek-rengek jika tak diberi permen . Aku sudah berubah pak , sekarang pun aku sudah tumbuh menjadi gadis . Gadis yg insya Allah akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah .
dan aku selalu tersenyum ketika kau bilang "kuliah yg sungguh* dan doakan bapak dan mamah supaya selalu diberi kesehatan dan rizki yg berkah...."
dan aku pun hampir selalu menangis ketika kau menasihatiku .
apalagi ketika hendak berpamitan denganmu , aku pun mencium tanganmu yang sudah mulai keriput sebagai tanda baktiku kepadamu pak .
Tak pelak hal itu membuat kerongkonganku tercekat , betapa tua dan lelahnya dirimu .
hiks hiks hiks T.T
Pak , aku hanya bisa berdo'a semoga Allah memberikan limpahan kasih sayang.Nya kepadamu .
Kelak , suatu saat nanti aku pun akan hidup seperti dirimu .
mempunyai anak , bekerja keras untuk mencari nafkah , menjadi orangtua yg baik dan selalu mendoakan anak*nya di setiap sujud panjangmu .
Semoga , imamku nanti akan mampu memiliki sifat sepertimu pak .
yang bertanggung jawab , pekerja keras , sayang terhadap keluarga .
dan yang terakhir adalah soleh .
hiks hiks hiks T.T
semoga Allah membangun sebuah rumah di surga nanti yg bertahtakan batu zamrud dan emas .
do'akan selalu di setiap sujud panjangmu yg pak .
agar putri sulungmu ini sukses serta bahagia di dunia dan akhirat .
Walaupun mendung selalu menyapa diriku pak .
Amiin ya Rabbi .
*kala mendung menyapa di penghujung bulan maret .
hiks hiks hiks T.T
Langganan:
Komentar (Atom)
